Speech Delay Berhubungan dengan Kecerdasan Anak? Ini Faktanya!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagian orang percaya bahwa speech delay atau terlambat bicara berhubungan dengan kecerdasan . Namun bernarkah demikian?
Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Dijelaskan dr. Catharine Mayung Sambo, Sp.A (K), speech delay tak melulu mutlak berhubungan dengan kecerdasan anak. Kondisi di mana anak terlambat berbicara ini, bisa dipicu berbagai macam faktor.
“Tidak selalu, tapi umumnya demikian. Terlambat bicara penyebabnya macam-macam, dari yang kurang stimulasi, sampai penyebab serius seperti gangguan pendengaran, gangguan perilaku (misalnya ASD), disabilitas intelektual, atau global delayed development,” jelas dr. Catharine saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jumat (18/6).
Dengan gamblang, dr. Catharine menegaskan, stigma bahwa anak yang telat bicara pasti memiliki kemampuan IQ dan EQ yang rendah itu adalah hal yang salah. Menurut dr. Catherine, speech delay merupakan salah satu tanda keterlambatan perkembangan .
"Tapi untuk mengarah ke satu kesimpulan tertentu tentang diagnosis dan prognosis (prediksi ke depannya), perlu diperiksa secara keseluruhan. Bila ada anak yang menunjukkan tanda terlambat bicara, sebaiknya orang tua berkonsultasi ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut,” kata dr. Catherine.
Mengingat setiap kondisi setiap anak bisa berbeda-beda, dr. Catharine menyarankan penting untuk membawa anak untuk ditangani oleh dokter. Tak hanya berhenti sampai situ, tapi juga mematuhi segala saran yang diinstruksikan oleh dokter ahli.
“Ada anak yang terlambat bicara, lalu setelah dilakukan intervensi kemudian hasilnya baik dan kecerdasan tidak terganggu. Pentingnya periksa dan follow up, yakni saran-saran dokter itu dilanjutkan, tidak berhenti hanya di konsultasi saja,” pungkas dr. Catharine.
Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Dijelaskan dr. Catharine Mayung Sambo, Sp.A (K), speech delay tak melulu mutlak berhubungan dengan kecerdasan anak. Kondisi di mana anak terlambat berbicara ini, bisa dipicu berbagai macam faktor.
“Tidak selalu, tapi umumnya demikian. Terlambat bicara penyebabnya macam-macam, dari yang kurang stimulasi, sampai penyebab serius seperti gangguan pendengaran, gangguan perilaku (misalnya ASD), disabilitas intelektual, atau global delayed development,” jelas dr. Catharine saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jumat (18/6).
Dengan gamblang, dr. Catharine menegaskan, stigma bahwa anak yang telat bicara pasti memiliki kemampuan IQ dan EQ yang rendah itu adalah hal yang salah. Menurut dr. Catherine, speech delay merupakan salah satu tanda keterlambatan perkembangan .
"Tapi untuk mengarah ke satu kesimpulan tertentu tentang diagnosis dan prognosis (prediksi ke depannya), perlu diperiksa secara keseluruhan. Bila ada anak yang menunjukkan tanda terlambat bicara, sebaiknya orang tua berkonsultasi ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut,” kata dr. Catherine.
Mengingat setiap kondisi setiap anak bisa berbeda-beda, dr. Catharine menyarankan penting untuk membawa anak untuk ditangani oleh dokter. Tak hanya berhenti sampai situ, tapi juga mematuhi segala saran yang diinstruksikan oleh dokter ahli.
“Ada anak yang terlambat bicara, lalu setelah dilakukan intervensi kemudian hasilnya baik dan kecerdasan tidak terganggu. Pentingnya periksa dan follow up, yakni saran-saran dokter itu dilanjutkan, tidak berhenti hanya di konsultasi saja,” pungkas dr. Catharine.
(dra)